JANGAN AMBIL ALIH KERJA ALLAH!
Setiap manusia tidak lari dari melakukan dosa kecuali para Nabi dan Rasul yang maksum. Allah yang bersifat Maha Pengampun suka pada hamba-Nya kembali bertaubat. Sebagai hamba, kita perlu ada sikap sentiasa memberi harapan kepada pendosa bahawa adanya jalan keluar dari segala dosa dan kemaksiatan yang dilakukan.
Ini kisah seorang hamba yang menjadi penghukum dan mengambil alih kerja Tuhan.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Pernah ada dua orang laki-laki dari Bani Israil yang satunya adalah seorang yang rajin beribadah sedangkan yang satu lagi melampaui batas terhadap dirinya (suka berbuat dosa), mereka adalah dua orang yang saling bersaudara, maka orang yang rajin beribadah selalu melihat saudaranya berbuat dosa, hingga dia berkata: “Berhentilah!” Saudaranya yang berbuat dosa berkata: “Tinggalkanlah aku, demi Tuhanku apakah kamu telah diutus kepadaku sebagai pengawasku?”
Rasulullah bersabda: “Hingga pada suatu hari ketika dia melihat saudaranya telah berbuat dosa yang dia rasa adalah suatu hal yang besar maka dia berkata: “Celaka kamu, berhentilah!” Saudaranya berkata: “Tinggalkanlah aku, demi Tuhanku apakah kamu diutus kepadaku sebagai pengawasku?” Maka laki-laki yang rajin beribadah berkata: “Demi Allah, Allah TIDAK AKAN MENGAMPUNIMU” atau “TIDAK MEMASUKKAN KAMU KE DALAM SYURGA SELAMA-LAMANYA.” Dia mengatakan salah satu darinya.
Rasulullah bersabda: “Lalu Allah mengutus malaikat kepada keduanya untuk mencabut nyawa mereka, lalu keduanya (di hari akhirat) berkumpul (di Mahsyar), maka Allah berfirman kepada orang yang berbuat dosa: “Pergi dan masuklah ke dalam syurga dengan rahmat-Ku”, dan berfirman kepada yang satu (ahli ibadah) lagi: “Apakah kamu lebih tahu tentang urusan-Ku? Apakah kamu membawa rahsia yang ada di tangan-Ku? Pergi dan bawalah dia ke neraka.”
Rasulullah bersabda: “Demi Zat yang jiwa Abul Qasim berada di genggaman-Nya, sungguh dia telah berbicara dengan sebuah kalimah yang menghancurkan dunia dan akhiratnya.”
(Musnad Ahmad, no. 7942, Sunan Abu Daud, no. 4255)
Di sini dapat disimpulkan bahawa ahli ibadah telah menghukum ahli maksiat itu dengan sesuatu perkataan yang mana dia tiada mengetahui akan hakikat itu (perkara ghaib) dan ‘mengambil alih’ kerja Allah hingga Allah murka kepadanya dan memasukkannya ke dalam neraka. Hingga Rasulullah pun bersabda: “Sungguh dia telah berbicara dengan sebuah kalimah yang menghancurkan dunia dan akhiratnya.”
Semoga semua pendakwah sentiasa melihat bahawa setiap ahli maksiat ini masih ada peluang untuk bertaubat dan masuk ke syurga, maka berikanlah harapan kepada mereka dengan sabar, solat dan berdoa. Wallahu a’lam.